
Sekelebat Hujan Yang Sangsi
Akan ku paparkan kepada sunyi, tentang arus sepanjang kali yang lahir dari jantungmu.
Engkau belum juga mengerti selimut angin yang ku kenakan setiap malam, ketika kelopakmu terpejam.
Aku takkan memaksakan langit yang hamil mendung agar menggugurkan hujan. Sebab, jalan ini masih kelewat panjang.
Dan seperti yang kita pelajari dari buku suci, kita tak akan mengerti di mana jalan ini berhenti. Jika seketika lembut pipimu basah, aku akan mengutuk sekelebat hujan yang sangsi.
Bacalah akar lumut yang setia mengakar pada setiap batu cadas di beranda halaman. Kemudian tuliskan pada selembar kain putih sebelum sempurna diselimuti dangka.
Pahamilah kekasih, sunyi barangkali akan bertutur tentang huruf-huruf yang berserakan ketika tanaganmu gigil tak mampu mengail.
Dan seterusnya kau akan tahu bahwa aku adalah sunyi yang mengajak tanganmu tengadah ketika luka begitu nganga.
Hikayat Sepasang Mata Bulat Yang Menahi di Wajahmu
Kekasih, sepertinya engkau lupa
Sajak terahir yang ku tulis di halaman pertama
Jika lidahmu beku, mintalah kepada rumpun perdu
Sekisah rindu yang ku tutur dari segumpal ngilu
Engkau tahu, malam-malamku adalah sunyi mendendam
Pada adam yang memperkosa hawa
Ketika bidadari tak mencukupkan birahinya
Karena itu aku merayu
Dengan sajak yang ku pungut dari peluh
Serupa hikayat mata bulat yang menahi di wajahmu
Hikayat Batu-Batu Kali
Seketika aku adalah batu yang berziarah di sepanjang kali
Memungut doa yang jatuh pada setiap daun-daun liar
Lalu meniupkannya pada riak sungai yang gelisah
Sebutir kerikil, sebujur batu
Adalah aku yang berselimut lumut
Lebat mengakar ketika musim berganti hujan
Karena aku batu-batu di kali
Menangis dengan isakan yang hikmat
pada sebutir pasir
Lalu rebah di sepanjang kali
Tetapi Inilah Hidup, Istriku?
tetapi inilah hidup, istriku?
sepuluh jari tangan kita takkan mampu menghitung gugusan bintang
meski ingatan begitu sempurna membaca
desau angin yang berderit lewat jendela
kita pernah belajar pada alam
sebait doa yang lahir dari ladang tandus
sebelum gerimis melumat aroma debu yang kita sanjung
tetapi inilah hidup, istriku?
sering kali ia sungkan berkata jujur pada dirinya
seperti yang pernah kita susun di atas pasir telanjang
dan musnah ditelan ombak seketika
tetapi inilah hidup, istriku?
senyum dan hujan adalah bunga-bunga
yang kita siram ketika pagi menghampiri
lalu layu seketika dilumat matahari
lantas apa lagi, istriku?
selain takdir yang tak bisa kita tawar
meski doa kerap kita hamburkan ke udara
namun sepertinya langit tengah tuli
dan halaman-halaman buku kita kian berkurang
: tetapi inilah hidup, istriku, inilah hidup.
Dagan, 21 September 2025, pukul 02:15 pagi. "Aku tak bisa tidur sayang?"
