dan pada setiap hujan yang runtuh di pintu-pintu jantungmu adalah isyarat musim yang melengking dari riuh sunyi mungkin kemarau atau barangkali dingin matahari bersaksi atas nama air mata
senyum yang kau susun pada gugusan senja adalah huruf-huruf kelu rubuh ke tanah bersama tawa yang bertahun-tahun kau timbun pada sebongkah embun sebelum siang mencurinya dari dahan-dahan luka menahun di tubuhmu
paragraf-paragraf yang mengalir di setiap sudut bibirmu adalah nyanyian air yang senantiasa berzikir diam seriuh tawa si kecil bertembang hujan di beranda halaman
teruslah mebaca, Syifa? sebelum huruf menjadi tua atau sebelum aku berangkat mencari doa-doa paling mujarab agar alam sudi mengecap isyarat musim yang tak terbaca